InternasionalLingkungan

Bencana Alam Terburuk 2024 di Berbagai Belahan Dunia: Rekor Terpanas dan Dampak Mematikan

potretmaluku.id – Tahun 2024 tercatat sebagai salah satu tahun paling penuh gejolak akibat bencana alam. Banjir, tanah longsor, badai tropis, dan kebakaran hutan terjadi hampir di seluruh penjuru dunia, menelan ribuan korban jiwa.

Catatan rekor cuaca dan peningkatan intensitas bencana menjadi peringatan bagi kita semua tentang dampak perubahan iklim.

Rekor Suhu Terpanas Sepanjang Sejarah

Salah satu indikator perubahan iklim yang paling mencolok adalah rekor suhu global. Menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), sebagaimana dikutip The Daily Digest, Selasa, 31 Desember 2024, hingga November 2024, suhu global telah mencetak rekor baru sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah, melampaui tahun 2023.

Kenaikan suhu laut turut memperburuk dampak bencana seperti badai tropis dan siklon, yang semakin mematikan dari tahun ke tahun.

Bencana Alam Terburuk Tahun 2024

Di tengah meningkatnya ancaman perubahan iklim, sejumlah bencana alam tercatat menjadi yang paling mematikan. Dampaknya dirasakan di berbagai belahan dunia, mulai dari badai tropis hingga tanah longsor besar.

Badai Tropis yang Meningkat Intensitasnya

Naiknya suhu laut menjadi pemicu badai tropis yang lebih cepat berkembang dan semakin intens. Beberapa badai besar tahun ini membawa kerusakan besar dan korban jiwa yang signifikan.

  1. Siklon Remal
    Siklon Remal membuka musim siklon di Samudra Hindia Utara pada tahun 2024. Dengan korban lebih dari 80 jiwa di India, bencana ini menyebabkan tanah longsor, pemadaman listrik, dan krisis air bersih.
  2. Topan Yagi
    Sebagai topan terbesar di Asia pada tahun 2024, Topan Yagi menewaskan lebih dari 800 orang, menurut laporan Center for Disaster Philanthropy. Dampaknya sangat besar, menjadikannya salah satu topan paling mematikan tahun ini.
  3. Rangkaian Badai Filipina
    Antara Oktober dan November, Filipina dilanda enam badai besar secara beruntun, dimulai dengan Badai Tropis Trami yang menyebabkan 160 kematian. The Guardian menyebutnya sebagai salah satu badai paling mematikan tahun 2024.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

1 2Next page

Berita Serupa

Back to top button