Selamat Jalan Bapa Gandong Profesor Khalik Latuconsina. Tahun 2013 beta meneliti memori kolektif masyarakat tentang jejaring kultural di Maluku (Pela-Gandong). Bung Angky Jance Rumahuru memperkenalkan beta dengan Profesor Latuconsina, Bapa Gandong Khalik, di Cafe Sibu-Sibu, Kota Ambon.
Beta sempat tinggal di rumah keluarga Bapa Gandong Khalik di Pelauw (Ory) ditemani Bapa Gandong sendiri, Gandong Lejon adik dari Bapa Gandong, Bung Angky dan Gandong Man Rahman Latuconsina. Pengalaman yang sangat berharga: mengalami hidup Orang Gandong secara langsung.
Ini pengalaman pertama beta datang dan tinggal di Pelauw, Negeri Gandong dari Negeri Titawaai kampung beta pung Mama. Sejak kecil cerita tentang gandong Pelauw dan Titawaai ini sudah sering beta dengar. Baru tahun 2013 itu beta akhirnya sampai di Pelauw karena bantuan Bapa Gandong Khalik dan keluarga besar Latuconsina di Pelauw, termasuk Ory.
Selama di Pelauw, beta mendapat begitu banyak kisah Gandong Pelauw dan Titawaai. Mulai dari bangun Masjid Ory bersama, pohon sukun kering di Ory, sampai pembagunan jembatan di Titawaai. Pemuda-pemuda Pelauw yang duduk di pinggir jalan berdiri memberi salam ketika tahu beta Gandong dari Titawaai. Narasi dan tindakan-tindakan sosial kecil yang memberikan makna besar.
Bersama Bapa Gandong Khalik, penelitian ini tidak hanya soal memori kolektif, tetapi perjalanan menggali “identitas kolektif.” Bapa Gandong memberikan optimisme bahwa meskipun kehidupan “orang sudara” mengalami tantangan dan perubahan yang tidak gampang, rasa “sayang” terhadap Gandong/Pela menjadi kekuatan masyarakat.
Danke banya Bapa Gandong untuk ilmu dan persaudaraan selama ini.
Hari ini, beta dengar dari Ade Abdul Manaf Tubaka, Bapa Gandong Profesor Khalik telah menghadap Sang Pencipta. Beta dan keluarga berdoa supaya beliau diterima di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Amin.
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi
