Program MBG Baru Menyasar 27 Pesen Siswa di Ambon
potretmaluku.id – Program Makan Gratis Bergizi (MBG) bagi siswa PAUD, SD, hingga SMP di Kota Ambon belum berjalan maksimal.
Dari 60.00 siswa yang tersebar di 482 satuan pendidikan, baik ditingkat PAUD, TK, SD, hingga SMP, hanya 16 ribu atau sekitar 27 persen siswa yang baru menikmati program MBG, terhitung hingga Oktober 2025.
Anggota Komisi II DPRD Kota Ambon, Christianto Laturiuw, menyebut capaian tersebut masih jauh dari target yang diharapkan.
Padahal, lanjut Tito, peningkatan cakupan dan perbaikan kualitas dalam pelaksanaan program MBG sangat penting.
“Yang baru terlayani baru sekitar 23 sampai 27 persen siswa. Ini masih jauh dari target ideal,”kata Tito kepada wartawan di Kantor DPRD Kota Ambon, Selasa (7/10/2025).
Disamping itu, politisi Partai Gerindra itu juga menyoroti sejumlah persoalan yang muncul dalam pelaksanaan program MBG, termasuk keluhan siswa terkait alergi hingga dugaan keracunan makanan.
Dia menegaskan, bahwa kebersihan dan kualitas makanan yang diberikan harus menjadi perhatian utama.
“Kesehatan anak-anak harus menjadi prioritas. Tidak boleh ada kompromi terhadap kualitas makanan dan kebersihan dalam proses penyajiannya,”ujarnya.
Saat ini, program MBG didukung oleh sejumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di Kota Ambon. SPPG yang telah aktif beroperasi berjumlah sembilan. “Jadi lima lainnya dilaporkan siap untuk segera beroperasi,”katanya.
Komisi II DPRD Ambon bersama Dinas Pendidikan Kota Ambon terus melakukan pengawasan langsung di lapangan untuk memastikan program berjalan sesuai standar.
Tito berharap, hingga akhir Oktober 2025, cakupan program MBG dapat meningkat menjadi 30 persen. Ia juga menekankan perlunya peningkatan kapasitas tenaga ahli di dapur penyaji agar kualitas layanan semakin baik.
“Kami mendorong semua pihak yang terlibat agar meningkatkan mutu pelayanan,”tutur dia.
Bagi dia, program ini sangat penting untuk mendukung gizi, kesehatan, dan konsentrasi belajar anak-anak di sekolah. Program MBG merupakan bagian dari inisiatif pemerintah untuk memperbaiki status gizi anak usia sekolah.
“Itu juga untuk mendukung tumbuh kembang dan prestasi belajar siswa,”tandas Tito. (SAH)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi
