Oleh: Emanuelaj Irene Maspaitella (Mahasiswi Desain Interior, Universitas Kristen Petra Surabaya)
Salah satu cabang seni rupa yang fokus terhadap perancangan ruang dan penciptaan elemen-elemen interior, agar mencapai tujuan tertentu pada aspek estetis, kenyamanan dan keamanan ruangan adalah desain interior.
Dalam merencanakan desain interior perlu juga menerapkan unsur lokalitas, agar dapat memperkenalkan unsur lokalitas kepada setiap orang yang masuk dan berada di dalam ruangan tersebut.
Unsur lokalitas terdiri dari bahasa, budaya, kesenian maupun agama. Unsur lokalitas seperti ragam hias banyak diterapkan pada desain hunian, kantor dan bangunan publik lainnya. Salah satu penerapan ragam hias dalam desain ruang dalam adalah ragam hias Maluku.
Maluku adalah sebuah provinsi yang meliputi bagian selatan Kepulauan Maluku, Indonesia. Ibu kota dan kota terbesarnya ialah Kota Ambon, dan juga dikenal dengan slogan Ambon Manise. Provinsi Maluku berada di urutan ke-28 provinsi menurut jumlah penduduk di Indonesia, di mana pada tahun 2020, populasi provinsi Maluku berjumlah 1.848.923 jiwa.
Maluku memiliki banyak ragam hias budaya warisan nilai leluhur berupa ornamen etnis yang merupakan kesenian dan keterampilan kerajinan. Setiap ornamen mempunyai nilai filosofis dan makna. Nilai filosofis dan makna menunjukkan kedalaman pemahaman terhadap nilai-nilai lokal daerah Maluku yang sampai sekarang masih bertahan dan terus dikembangkan.
Salah satu ragam hias Maluku yang terkenal yaitu Motif Matahari Siwa Talang dan Unsur burung talang yang didapati pada Ornamen Matahari. Ornamen Matahari cenderung memiliki penekanan pada makna simbolis yang berkaitan dengan latarbelakang kehidupan kepercayaan, sosial budaya masyarakat Alifuru dan adat-istiadat di propinsi Maluku.
Unsur burung talang sebagai tokoh binatang yang mengandung makna dan nilai filosofis yang berart ketiga matahari terbit dari permukaan bumi, burung-burung talang terbang diatas dan mengelilingi permukaan laut dengan alam predator yang agresif burung-burung talang tersebut memangsa ikan-ikan yang muncul di permukaan laut.
Salah satu penerapan ragam hias “Motif Matahari Siwa Talang dan unsur Burung Talang” pada re-design dari ruang ibadah yang berlokasi di Pastori Sinode Gerja Protestan Maluku. Bangunan ini dirancang dengan konsep modern.
Motif Matahari Siwa Talang diaplikasikan pada area tembok dekat dengan jendela, dan pada backdrop yang ada bingkai foto para MPH Sinode Gereja Protestan Maluku, dan Motif Burung Talang diaplikasikan di backdrop area belakang mimbar.
Sudah menjadi pengertian umum bahwa peranan budaya sangat besar. Hal ini dapat dilihat melalui penerapannnya diberbagai hal, meliputi segala aspek kebutuhan hidup manusia baik bersifat jasmani maupun rohaniah. Saatnya dengan bangga menggunakan ornament khas daerah menjadi hiasan dalam perancangan interior.
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi